Beberapa bulan yang lalu, tepatnya tanggal 24 Juni 2021, keponakan saya membeli tiket untuk penerbangan dari Jakarta ke Sentani dan selanjutnya ke Wamena-Papua. Awalnya ponakan saya hendak membeli tiket pesawat untuk perjalanan pergi dan pulang. Namun saya katakan, cukup tiket perjalanan dari Jakarta ke Wamena saja dulu. Saya menyampaikan demikian kepada ponakan saya karena ada mantan mahasiswa saya yang menjadi salah satu ketua Perguruan Tinggi di Wamena meminta kesediaan saya untuk mengajar di kota Wamena setelah selesai urusan pernikahan ponakan. Itulah sebabnya saya memutuskan untuk ponakan saya hanya menanggung tiket 1 kali perjalanan. Sedangkan tiket kembali dari Wamena ke Jakarta diurus oleh pihak sekolah tinggi yang meminta saya untuk mengajar beberapa waktu di Wamena.
Saya memang ke Wamena untuk urusan ponakan saya yang menikah
di kota wamena. Saya dan ponakan saya bukan orang Wamena karena kami dari Nusa
Tenggara Timur, yaitu dari Alor. Setelah
tiba tanggal 24 Juni 2021, saya pun bergegas untuk ke Bandara Soekarno-Hatta.
Keberangkatan dari Jakarta pukul 13.00 Jadi saya harus berangkat dari Cililitan
menuju Soekarno Hatta. Ketika saya diantar oleh anak saya ke Pusat Grosir Cililitan
(PGC) untuk keberangkatan ke Bandara dengan menggunakan Bus ternyata saya
terlambat. Layanan Bus hanya sampai pukul 18.00 WIB.
Saya kemudian berpikir untuk menggunakan Grabcar. Kebetulan
ada salah satu penumpang yang sama nasibnya dengan saya yaitu terlambat. Kami
lalu rembuk untuk menggunakan Grabcar ke Bandara Soekarno Hatta. Saya setuju
dan ia mulai memesan Grabcar. Beberapa menit kemudian mobil yang kami sewa
sampai di depan sebuah hotel yang ada di PGC . Kami kemudian naik ke mobil
untuk berangkat ke bandara. Setelah beberapa jam perjalanan, kamipun sampai di
bandara dan berpisah di bandara karena tujuannya berbeda. Sebelum berisah kami
membayar dengan melbihkan dari harga yang disepakati. Kelebihan itu sebagai
tanda terimakasih kami. Bapak sopir menerimanya dengan senang hati. Setelah
membayar, saya kemudian masuk ke dalam ruang tunggu untuk validasi tes antigen
yang saya kantongi. Setelah melalui proses antri, saya kemudian berhasil
validasi dan memasuki ruang antri untuk Check In.
Setelah Checkin saya menuju proses selanjutnya untuk sampai
di ruang tunggu keberangkatan pesawat. Keberangkatan saya ke Wamena dengan
melalui beberapa transit yaitu transit di Bandara Hassanudin, dan transit kedua
yaitu Sentani. Namun karena harus tes antigen di Sentani maka saya harus
menginap 1 malam di Sentani. Lalu keesokan hari, saya mencari tes antigen dan
berhasil tes. Hasil tes itu negatif kemudian saya bawa ke bandara Sentani untuk sebagai salah
satu syarat penerbangan ke Wamena. Demikian juga sebaliknya.
Setelah melakukan beberapa proses pengecekan di bandara
Sentani, saya kemudian masuk ke ruang tunggu keberangkatan. Setelah tiba waktu
penerbangan dari Sentani ke Wamena maka sayapun masuk pesawat dan diterbangkan
bersama penumpang lainnya ke Wamena dan tiba di Wamena dengan keadaan selamat. Selanjutnya
dijemput ponakan dan kami menuju tempat penginapan yang disediakan ponakan
saya.
Ya itu cerita tentang perjalanan dari Jakarta ke Wamena
dengan menggunakan pesawat. Tiket
ditanggung oleh ponakan, ponakan saya juga menyiapkan rekan-rekannya di Sentani
untuk menjemput saya untuk menginap semalam di rumah mereka. Saya dibawa untuk
makan bersama di beberapa rumah makan yang ada di kota Sentani. Kami santap
bersama makanan yang membri imun tubuh karena keesokan saya harus dites antigen.
Hasilnya benar juga yaitu tes antigen, saya negatif.
Perjalanan pergi sedikit berbeda dengan perjalanan kembali
dari Wamena ke Jakarta. Bila perjalanan
dari Jakarta ke Wamena kala itu menggunakan tes antigen maka tidak
demikian waktu perjalanan pulang ke Jakarta, khususnya dari Sentani ke Jakarta.
Ada cerita yang seru dalam perjalanan saya kembali ke Jakarta, silakan ikuti di
cerita selanjutnya di Kisah Pilu Perjalanankembali ke Jakarta.
Semoga bermanfaat
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.